BUDIDAYA IKAN CUPANG HIAS
Kesuksesan besar berawal dari sebuah hoby, apakah Anda setuju dengan kalimat tersebut? Memang telah banyak bukti bahwa orang-orang yang fokus dan sungguh-sungguh dalam menjalani hobynya berakhir dengan sebuah kesuksesan meskipun hal tersebut bukanlah merupakan harga mati. Kecintaan kita terhadap suatu bidang akan membuat kita selalu merasa senang, penuh semangat dan tidak akan pernah merasa bosan dalam menjalaninya meskipun banyak menemui kesulitan bahkan mungkin juga bayak membutuhkan pengorbanan. Alasan inilah yang menjadi modal dasar untuk mengembangkan suatu hoby menjadi bisnis yang sangat menguntungkan.
Untuk itu jangan remehkan hoby Anda apapun itu selagi masih bernilai positif tetaplah selalu kembangkan hingga betul-betul dapat memberikan hasil yang memuaskan. Kita ambil suatu contoh kecil, misalnya Anda memiliki hoby memelihara ikan hias. Untuk dapat mengembangkan hoby/minat tersebut tidaklah sulit bahkan tidak memerlukan tempat yang luas dan modal yang besar. Hanya dengan sebuah akuarium dan beberapa toples anda sudah bisa memelihara dan membudidayakan ikan hias seperti cupang hias dan ikan-ikan sejenisnya.
Budidaya ikan cupang cukup menjanjikan keuntungan yang lumayan jika diolah dengan sungguh-sungguh. Permintaan pasar masih cukup tinggi, baik di dalam maupun luar negeri. Sejak umur 1,5 sampai 2 bulan ikan sudah bisa dilepas ke pasar. Ada dua cara menjualnya yakni borongan atau satuan. Bila borongan atau dikenal dengan penjualan satu lubuk, harganya bervariasi antara Rp200 ribu sampai Rp1,5 juta, tergantung dari tipe serit dan warnanya. Jika satuan, harganya berkisar Rp10.000 sampai Rp150.000. Tetapi kalau untuk yang siap kontes, harganya akan lebih mahal lagi Kisarannya Rp300.000 sampai Rp 1 juta/ekor. Nilainya bakal naik lagi sesuai dengan apakah tergolong langka atau tidak. Tentu saja harus didukung oleh kerapihan, keutuhan sirip, warna dan bentuk tubuhnya. Harga tertinggi untuk cupang hias pernah mencapai Rp. 14 juta, wow... sangat lumayan bukan.
Keberhasilan penemuan varitas baru yang unggul bisa membuka kemungkinan untuk mengekspor ikan ini ke manca negara. Tetapi dengan catatan, harus dibarengi dengan kontinuitas produksi, sehingga pasokan tidak terganggu. Karena pada umumnya pasar ekspor memiliki permintaan yang tinggi dengan frekuensi yang teratur, dan mau tidak mau kita harus dapat memenuhinya.
Berminat memelihara cupang hias? Jika Anda mberminat maka carilah bibit degan kualitas yang baik. Untuk mendapatkan jenis yang baik, ada beberapa saran untuk itu; Warna tubuhnya harus cemerlang, harmonis, dan merata, baik di tubuh dan siripnya, serta bermental baja. Yang pasti ikan tersebut harus terlihat sehat dan lincah . Menurut pengalaman para pakar, untuk memperoleh bakalan cupang hias yang baik memang tidak sesulit mendapatkan bakalan cupang aduan. Sebab cupang hias lebih mudah dilihat kelebihan fisiknya ketimbang jenis aduan yang mesti dinilai juga gaya bertarungnya, pukulan andalannya dan perilaku lain yang kadang susah ditebak jika tak melihat sendiri. Sementara cupang aduan belum dijamin kualitasnya hanya dengan melihat sosoknya. Untuk pembudidayaannya (pengembangbiakan) tidaklah sulit karena dapat dilakukan dengan cara alami yaitu cukup dengan mencampurkan betina dan jantan yang sudah siap kawin. Sifat cupang yang doyan kawin sangat mendukung untuk mencetak berbagai generasi strain baru yang cantik dan langka.
Untuk membekali cupang agar memenangkan kontes di kemudian hari, perlu mengikuti latihan. Training itu dilakukan saat ikan berusia ideal yakni 1,5—2 bulan dengan sarana yang ideal bagi perkembangannya. Ibarat melatih calon atlet, sebaiknya sejak dini juga diperkenalkan teknik bertanding. Bila kita memperoleh dengan cara membeli, cupang dimasukkan ke dalam akuarium soliter dan diberi penyekat antar akuarium lainnya. Air yang dipakai harus diganti tiap tiga hari sekali. Agar tetap nafsu makannya terjaga, airnya ditambahkan ammonia chloraminei dengan dosis 2 ml tiap 2,5 liter air. Di pagi hari bukalah sekat setinggi setengah ketinggian air selama sepuluh menit. Ini bertujuan agar cupang saling berhadapan dan terbiasa mengembangkan sirip-siripnya di dalam air. Sesudah sepuluh menit, sekat kembali ditutup seluruhnya. Barulah diberi pakan sampai kenyang, tetapi usahakan agar tak ada sisa makanan untuk menjaga kebersihan air.
Jika siang hari, sekat kembali dibuka. Biarkan sepuluh menit saling berhadapan. Setelah selesai, sekat ditutup kembali dan pakan diberikan. Sore hari, masukkan ke dalam akuarium cupang betina yang belum siap kawin. Biarkan selama 15—20 menit. Jika betina lebih galak, segera pisahkan. Bila telah selesai, pakan baru diberikan. Pelatihan lain yang tak kalah penting adalah penjemuran. Namun frekuensinya tidak tiap hari, cukup dua kali seminggu dan lamanya sekitar 15—20 menit, sambil dihadapkan dengan cupang dari kategori lain. Sesudah itu jangan lupa untuk mengganti air dengan penyifonan (disedot), sisakan sepertiganya. Lalu isi dengan air yang sudah diinapkan. Pelatihan yang konsisten membuat cupang hias lebih siap disertakan dalam kontes ”kecantikan cupang”. Tetapi untuk menjaga keutuhan sirip dan kesehatannya, sebelum dikonteskan cupang harus lebih dipersiapkan secara khusus. Waktu yang ideal adalah seminggu sebelum kontes. Hasil kontes akan mempengaruhi populeritas dan nilai jual ikan cupang Anda bahkan ikan cupang lainnya yang anda budidayakan.
Posting Komentar