JALAN-JALAN KE PLANETARIUM JAKARTA
Bila mendengar kata 'jalan-jalan/liburan' maka yang terlintas di benak kita adalah tempat rekreasi dengan pemandangannya indah, hijau nan sejuk dengan semilir angin yang membawa suasana dinginnya puncak pegunungan atau paparan hijau luas membentang di perkebunan, atau mungkin terbayang oleh kita indahnya pantai bertepi pasir yang lembut dan deburan ombak nan indah, tiupan angin yang kencang merayu setiap pohon kelapa untuk turut melambai, warna biru kemilau tampak sejauh mata memandang. Untuk dapat menikmati itu semua maka bagi yang tinggal di Jakarta harus menempuh perjalanan bermil-mil dan memakan waktu berjam-jam dengan merogoh kocek yang tidak sedikit.
Jika yang dicari adalah hiburan yang mudah dijangkau dengan biaya yang bisa dibilang murah meriah namun dapat memberikan manfaat dan suasana yang sedikit berbeda kita bisa mencoba untuk mengunjungi musium-musium yang ada di sekitar Jakarta, misalnya musium Planetarium Jakarta. Planetarium Jakarta dibangun oleh Pemerintah Indonesia mulai tahun 1964 atas gagasan Presiden Soekarno. Pada waktu itu Presiden sangat mengharapkan rakyat Jakarta pada khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya sedikit demi sedikit akan meningkat pengetahuannya mengenai benda-benda langit, gerhana, tata surya, galaksi dan sebagainya. Berdirinya Planetarium menurut pendapatnya merupakan suatu jawaban yang tepat untuk memenuhi harapan itu.
Berkat dana yang disumbangkan oleh Gabungan Koperasi Batik Indonesia, gedung Planetarium dapat dibangun, sedangkan peralatannya yang berupa proyektor dan teropong bintang buatan pabrik Carl Zeiss Jena dibeli dengan dana yang dihimpun oleh pemerintah.
Dalam tahun 1968 gedung planetarium dan pemasangan peralatan didalamnya berhasil diselesaikan dan pada tanggal 10 Nopember 1968 tahun itu pula gedung Planetarium diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin bersamaan dengan diresmikannya PKJ-Taman Ismail Marzuki. Kemudian pada tanggal 1 Maret tahun berikutnya Planetarium resmi dibuka untuk umum dan sejak itu masyarakat ibukota merasa memiliki satu-satunya sarana penambah pengetahuan dan relaksasi yang khas itu. Hadiah bagi rakyat Jakarta ini disambut baik pemerintah DKI Jakarta dan terus disempurnakan serta dikembangkannya, agar makin dapat memenuhi tuntutan dan tugas-tugas yang diberikan kepada lembaga ini.
Pada tahun 1984 pemerintah DKI Jakarta membentuk organisasi penyelenggara fungsi dan tugas-tugas planetarium dan observatorium, yaitu Badan Pengelola Planetarium dan Observatorium DKI Jakarta. Kepala Badan Pengelola mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas-tugasnya kepada Gubernur DKI Jakarta Raya.
Pada tahun 1996, Badan Pengelola Planetarium & Observatorium melakukan pemutakhiran peralatan pertunjukan dan renovasi pada bangunan sambil melanjutkan penyempurnaan gedung. Karena itulah terjadi penggantian proyektor utama dengan peralatan canggih yang dapat dikontrol sepenuhnya dengan program komputer. Planetarium serasa lahir kembali dengan tenaga dan semangat baru yang siap menghadapi tantangan dan harapan dari khalayak masa sekarang dan yang akan datang.
Posting Komentar